Monthly Archives: Mei 2010

KERANJANG SAMPAH

Standar

Hari ini, ada banyak hal yang ingin kutuliskan. Hehe, semoga kamu nggak kesal yah WordPress….aku jadikan kamu “keranjang sampah” ku.

Baiklah, ijinkan aku berpuitis ria sejenak :

Terlampau lama hati ini membeku,

melupakan kehangatan.

Benih-benih kepercayaan telah lama mati.

Tangan menggenggam janji-janji yang tak pernah ditepati oleh pemberinya.

Mereka yang mengisinya ke dalam genggamanku,

tapi tak pernah kembali untuk mengambilnya.

Mereka telah pergi membawa harapku.

Akh, mungkin aku yang naif.

Mereka begitu menyukai sandiwara kehidupan,

sedangkan aku ?

Topeng pun tak punya,

manalah diberi lakon….

 ***

Sabtu dua pekan lalu, sepulang kerja. Aku hendak menonton Gading Nite Festival – Masquerade di Kelapa Gading. Jadilah kulangkahkan kaki ke sana. Masih siang, sekitar pukul dua, aku telah tiba di MKG 1. Window shopping dari MKG 1 s/d MKG 3. Menghentikan langkah di MKG 3, ada pagelaran riasan pengantin berbusana daerah : Yogya, Sunda, dan Padang. Jeprat-jepret bentar, hingga semua model selesai memperagakan. Wuih, yang terlihat cantik adalah riasan pengantin berbusana daerah Yogya, tapi….kembennya itu loh ?! nggak banget, deh. Hehe….

Berikutnya, pagelaran diisi lomba merias pengantin busana modern. Para peserta diberi waktu 1 jam untuk mendandani modelnya. Huh, ngapain juga aku melototin orang dirias selama 1 jam. Males, akh ! Kulangkahkan kaki ke food court, demi beristirahat sejenak dan ngemil sambil ber-wifi. Niatnya sih, setelah 1 jam berlalu, aku akan kembali ke pagelaran itu lagi.

Baru saja menjejak satu lantai di atasnya, terbersit niat untuk melongok kegiatan merias itu dari atas sini. Ya sudah, liat bentar en jeprat-jepret dari atas. Eh…eh, ada seorang Tante mendekat. Ngajak ngobrol. Terus dia tanya-tanya tentang aksesories pengantin, waduh…salah alamat nih, Tante. Aku nggak tau-menau, lah wong belum menikah. Olala, ternyata si Tante cuma mau bercerita tentang pernikahan putri-putrinya dahulu. Haha, Tante oh Tante…

Setelah menanggapi si Tante, aku menuju food court, masih di MKG 3. Nggak laper, cuma mau cari camilan. Pesen D’Creepes, deh. Wuih, nyari bangku kosongnya itu loh ?! Sampe muter 1,5 lap (berasa lagi racing ?) baru dapet, akhirnya. Menyantap D’Creepes pizza + sebotol minuman dingin rasa Apel + 2 bungkus chunky bar. Duduk-duduk selama 1 jam, lanjut sholat Ashar dulu.

Kelar itu, udah males untuk balik ke pagelaran tadi. Ya udah, window shopping lagi, kali ini dari MKG 3 ke MKG 1. Eh, nyangkut di Star….beli parfum. Terus, ke La Piazza aja deh. Wow, lagi ada makanan tradisional ! Beuh, udah kenyang nih ?! Lagian, antreannya panjang banget yak. Jeprat-jepret bentar. Next, ke pintu Selatan. Nongkrong di sini sampai tiba acara parade mobil hias plus orang-orang berkostum dan bertopeng, hingga acara usai. Rame banget penontonnya, berdesakan. Aku sih kebagian di baris depan, tapi posisiku tetap tak menguntungkan, karena sudut pandangku terhalang bahu-bahu Pak Polisi. Alhasil, foto-foto yang kuambil nggak bagus. Acara usai sekitar pukul 7 malam.

Aku pun beringsut ke bagian tengah La Piazza. Dentuman kembang api bertubi-tubi. Sayang, aku nggak bisa liat percikan-percikannya, karena tempat aku duduk langitnya tertutup semacam tenda besar. Hanya bisa merasakan lewat degupan jantung yang terkaget-kaget. Eh copot…eh copot…copot, huehehe.

Nerima SMS dari seorang teman, ngajakin ketemu di depan Pizza Hut MKG 1. Okelah, berangkat ! Baru juga ngobrol bentar ma dia, eh…seorang teman SMA bersama istrinya lewat. Emang deh, kalo ke MKG tuh selalu ketemu teman, en artis juga ! Say hai bentar ama tuh sepasang suami-istri, lalu aku dan teman beranjak dari MKG 1 ke MKG 3 (lagi-lagi buat gue udah berapa lap tuh sehari ?). Yiihaa…gpp, deh. Ditraktir makan steak di Fiesta. Alhamdulillah. Sampe mendekati jam 10 malam, baru kami pulang.

Jumat kemarin, lagi-lagi aku menghabiskan malam di MKG. Kali ini 3 jomblowati yang berkumpul. Ngomongin pekerjaan en penghasilan tambahan. Asyik, ditraktir D’Creepes. Obrolan mengalir sampai mendekati jam 10 malam. Eh, satu lift ama Nirina Jubir en her baby + husband. Cantik juga dia aslinya.

Pagi ini, kurang tidur sebenarnya. Mata ini tak mau juga terpicing semalam, padahal jam sudah mendekati pukul 1 pagi. Entah kapan, akhirnya tertidur juga. Menjelang jam 5 pagi, sudah terbangun dengan penuh semangat dan tubuh segar. Aneh. Habis sholat Subuh, lari pagi sampai jam 6 pagi. Nikmatnya tubuh yang bermandikan keringat karena olahraga.

Dari mana datangnya semangat menyongsong hari ini ? Entahlah. Yang jelas, hari ini aku punya banyak rencana. Membuatkan email untuk Bokap, mengontak penerbit untuk menawarkan naskah novel Bokap, membuat proposal pengajuan naskah beserta seluruh kelengkapannya, mengirim puisiku ke majalah, nyari-nyari lowongan kerja. Mungkin karena ada harap di sana, yang membuatku penuh semangat walau kurang tidur.

Yah, satu tugas telah selesai, beban moralku membantu kelahiran novel Bokap. Ke depannya, aku harus membuat karyaku sendiri untuk prestasiku tahun ini. Semoga ada umur panjang, amien.

Sepenggal Curhat

Standar

Huaaa, ada rumor gaswat bin berabe, nih ! Si Boss menginginkan aku bekerja di kantor yang di Surabaya. Emang sih, dia belum ngomong langsung padaku. Temanku yang sempat ditanyainya, kira-kira si Anne mau gak yah kalo dipindahkan ke Surabaya ? Wah, tanya langsung aja ama Anne, mister. Begitulah jawab temanku.

Wah, kalo tau bakal begini….mending kemarin waktu dapet tawaran kerja itu aku sikat aja !

Gara-gara di Jakarta lagi sepi kerjaan. Padahal, di Surabaya kan sudah ada 4 atau 5 orang staf di bidang yang sama denganku. Huhuuu, aku tak ingin meninggalkan keluargaku. Mana tadi sekilas dengar penegasan tentang permintaan si Boss untuk pemusatan kerja di Surabaya saja, saat aku lewat di depan ruang Advisor.

Kalo boleh berkhayal, nih. Mending aku married aja, trus terserah deh mau lanjut kerja atau nggak. Kalo disuruh kerja pindah kota gitu, mending nggak lanjut deh. Lain hal, kalo pindah kota ngikut suami, hehe. Yang jelas aku akan lebih fokus menulis dan berkarya di ketrampilan yang lain, jika pilihan jatuh menjadi Ibu rumah tangga saja. Akan banyak mempelajari hal-hal baru. Itu saja.

Masalahnya…mau married sama siapa ? Huahaha….

Den Ado Kawan Baru ?

Standar

Yeah, berkawan itu bisa dengan siapa saja. Kenal di mana saja dan kapan saja. Bedanya ? Susah mendapatkan yang benar-benar layak disebut KAWAN SEJATI a.k.a SAHABAT.

Belum genap sebulan Anne menemukan “tempat nongkrong” yang baru. Tempat nongkrong apalagi, nih ? Apalagi kalau bukan seputar bermain kata-kata, yaitu kegiatan tulis-menulis dan baca-membaca. Kurang berhitung aja ! Biar komplit jadi : CALISTUNG (baCA tuLIS berhiTUNG) ala anak-anak TK, wuahahaha….

Yeah, KOMPASIANA benar-benar tempat nongkrong yang asyik !!! (pakai 3 tanda seru untuk menggambarkan betapa asyiknya, hehe).  Setiap tulisanku yang diposting selalu tak sepi pembaca. Yang paling membahagiakan seorang penulis kan, tulisannya dibaca dan diapresiasi, syukur-syukur bermanfaat bagi pembacanya. Ada komentar dan rating dari pembaca atas postingan kita. Bikin tambah seruuu, nih ! Trus, ada tulisan TERPOPULER , TERTINGGI, TER…TER lainnya. Satu lagi ! Tulisan kita bisa menjadi HEAD LINE, layaknya koran cetak saja. Tulisan kita berikut foto pendukung tulisan, bisa nangkring di halaman depan. Wuih, asyik kan ?

Nah, Anne sebagai newbie (belum genap sebulan) di Kompasiana….tulisannya sudah pernah TERPOPULER sebanyak 1 kali. Itu pun di awal-awal perkenalan Anne dengan Kompasiana, loh ?! Kepancing dunk, Anne ! Nulis lagi…nulis lagi, akhirnya dapat juga HEAD LINE sebanyak dua kali, hihihihi….. Makin kecanduan aja, deh. Apalagi, banyak tulisan-tulisan bagus yang berbobot di sana. Emang sih, gak semua bisa Anne baca karena keterbatasan waktu, setidaknya….Den Ado Kawan Baru. Siapa lagi kalau bukan Kompasiana dan para Kompasianer yang berteman dengan Anne.

Akhirnya . . . Datang Juga

Standar

Pagi yang sejuk, tanah membasah oleh ludah langit. Nampaknya, dini hari tadi hujan. Pantas saja udara pagi ini begitu mendayu, merayu aku ‘tuk tak segera bangun dari peraduan. Ibadah harus dijalankan. Ayo, banguuun….

Baiklah, baiklah.

Setelah itu, apalagi ? Ingin jalan pagi, kok malas, ya ? Abis…tanahnya basah, gitu. Ogah, akh ! Sebenarnya, terbersit ide ingin membeli aneka kue untuk dibawa ke kantor, pagi ini. Tapi, urung kulakukan. Hari ini kan aku Ultah, telah menjadi tradisi di kantor…bagi yang berulang tahun untuk membawa kue pada hari H. Yah, bukan peraturan tertulis, sih ?! Tidak juga termaktub di dalam peraturan kerja, hehe…. Sadar diri, aja.

Akhirnya, kuputuskan bergelung kembali di atas tempat tidur. Merasakan kehangatan kasur, kurasa tak berdosa kan ? Sambil melamun. Lamunan nggak penting, sih. Bukan juga lamunan jorok, loh ya ? Tau-tau sudah pukul 05.45 WIB, breakfast time !

Bunda baru sembuh dari sakit, sekitar dua hari sakitnya—Minggu dan Senin kemarin. Hari ini sudah bisa berjualan ke Pasar, tapi belum masak, tuh. Gpp, aku masak telur mata sapi en disambalin, aja. Beres kan ?!

Sampai di kantor, sudah ada seorang teman tuh yang ngusik minta kue, huehehe. Bingung. Ntar deh, abis lunch mau ke Bakery beli kue atau roti sekitar 20-an buah buat orang kantor. Oya, tadi pagi dapat kiriman Birthday Cake buatan Holland Bakery dari kolega, dikirim ke rumah. Alhamdulillah. Dan satu lagi, dapat SMS ucapan Selamat Ultah dari seseorang nun jauh di sana. Seseorang yang harusnya sudah melupakan aku, melupakan Ultah-ku. Tapi apa ? Dia selalu menjadi orang pertama yang mengucapkan Selamat Ultah untukku. Harusnya, dia lupakan saja aku, sudah punya istri dan anak, toh. Apa balasanku tadi ? Aku belagak pilon, dengan menanyakan ini nomor siapa ? Memang tak tertera nama siapa pun di Handphone-ku atas SMS itu, hanya sebaris angka. Aku tak menyimpan nomornya, sengaja. Setidaknya, aku sudah mengucapkan ‘terima kasih’ padanya.

Akhirnya . . . datang juga. Usia 30 tahun telah menjelang. Happy Birthday to me . . . .

Menunggu Hujan Reda

Standar

Hujan deras, sore ini. Terperangkap di kantor. Enggan meninggalkan kehangatan ruangan, senandung lagu dari komputer, dan tentu saja….enggan berbasah-basah ria di luar sana.

Kembali menekuni tulisan, membuat postingan ini. Menunggu hujan mereda, sambil menekuri diri.

Esok, masihkah aku kembali ke kantor ? Menghirup oksigen dalam perasaan damai ? Membuka mata untuk pertama kalinya di masa 10 tahun yang ketiga kalinya, 3 dasawarsa, 3 dekade, genap 30 tahun….akhirnya.

Sampai jumpa besok, hujan telah reda. Pukul 16.21 WIB sekarang. Aku pulang.

Tawaran Pindah Kerja

Standar

Menyambung cerita lalu, tentang tawaran pindah kerja dari ex-personalia di kantorku sekarang.  Kemarin sore, dapet SMS darinya. Penawaran kedua, atas jumlah gaji yang ditawarkan di kantornya yang baru. (Sebagai pengingat : dia menawariku posisi yang sama di kantor barunya, kebetulan dia juga personalia di sana). Setelah beberapa hari lalu dia meneleponku untuk penawaran pertama atas gaji yang bisa diberikan perusahaannya untukku.

Uhm, penawaran pertama itu memang nilainya melebihi gaji pokokku yang sekarang. Tapi, di kantor yang sekarang ada banyak allowance ini-itu, sehingga total gaji yang kuperoleh masih lebih tinggi dari penawaran tersebut. Aku pun terus terang menyebutkan nominal yang kuterima setiap bulannya di sini. Dia pun berjanji akan membincangkannya lebih lanjut dengan Boss-nya di sana.

Dan, tadi itu….perusahaannya menawarkan gaji yang setara dengan yang kuperoleh di sini. Tapi….itu sudah all in, tak ada uang lembur dan tunjangan ini-itu lagi. Yaah, kuputuskan untuk MENOLAKNYA, deh. Prinsipku, jika aku pergi dari kantor yang sekarang….tentunya untuk mendapatkan yang lebih baik, secara materi dan non-materi.

Emang sih, di sana itu tak sesibuk dan belum sebesar di sini organisasi kerjanya, masih perusahaan baru. Isu yang berkembang, perusahaan itu dibangun oleh ex-pemilik sebagian saham kantorku ini. Ibaratnya, perusahaan tandingan. Main business-nya pun serupa, tapi ada tambahan bidang baru nampaknya. Denger-denger nih, ex-personalia + ex-accounting (dari grup perusahaan tempatku bekerja) + segelintir ex-Presdir dari grup perusahaan ini dicomotnya. Jangan-jangan, si Mister baik hati alias ex-Presdir ku ada di sana juga. Bisa jadi, dia yang meminta si ex-personalia untuk merekrutku. Auu akh….

Bulan Mei = Tahun Baru

Standar

W a a a . . . . sudah bulan Mei !

Fyuuh, ganti bulan….ganti tahun. Bulan Mei, apa sih yang menarik darinya ? Ada apa dengan Mei ? 1 May biasanya diperingati sebagai May Day, Hari Buruh. Bagi kita, yang paling diingat adalah tragedi Mei 1998. Akh, sudahlah ! Jangan bicara duka, mari dendangkan suka cita. Mari !

Bulan Mei bagi Anne, sangat berarti….sungguh sangat berarti. Anne yakin itu. Kenapa ? Tanpa bulan Mei, mungkin Anne akan terlahir di bulan Juni. Tanpa bulan Mei, jumlah bulan dalam kalender menjadi ganjil, 11. Kasihan, pasti ada salah satu bulan yang tak berpasangan, bukan ? Ngaco, Anne mulai ngelantur nih ! Hehe….

Gini loh, makna bulan Mei bagi Anne :

  • Jatuh tempo pembayaran royalti untuk buku keduaku.
  • Bulan kelahiranku.

 

Paham kan ? Kenapa bulan Mei = Tahun Baru (bagi Anne). Karena Anne akan membuka lembaran baru dalam hidup, apalagi bulan Mei kali ini, Anne akan memasuki usia kepala tiga. What ? Kepalanya Anne ada tiga ? Huhuu, bukan….usiaku akan 30. Semakin dewasa. Saatnya untuk berhenti sejenak, melihat ke belakang….apa yang telah kutinggalkan sebagai rekam jejak kehidupanku. Kemudian menekuri keberadaanku kini. Dan mengangkat kepala untuk berani memandang ke depan apa yang bisa kuraih kemudian. Walau deru angin dingin membuatku menggigil dalam kesendirian, tanpa pendamping. Aku yakin, Tuhan Maha Mengetahui yang terbaik untukku. Takkan memberi beban yang tak sanggup kupikul. Ijinkan aku merasa bahagia, Tuhan.